Judul : Potensi Pariwisata Melalui Kesenian Bonsai
link : Potensi Pariwisata Melalui Kesenian Bonsai
Potensi Pariwisata Melalui Kesenian Bonsai
PENGEMBANGAN PARIWISATA MELALUI TATA KELOLA DESTINASI WISATA
Perkembangan pariwisata tidak hanya didukung oleh potensi alam saja, namun pengelola tempat pariwisata juga harus bisa mengatur bagaimana tata kelola destinasi pariwisata. Oleh karena itu, dibutuhkan adanya kerja sama yang baik antar stakeholder yang ada. Hal itulah yang kemudian diangkat dalam konferensi nasional Destination Management Organization (DMO) 2014 yang berlangsung di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Jakarta, kantor Kementerian Parekraf.
Konferensi Nasional DMO 2014 berlangsung selama dua hari, 15-16 Oktober 2014. DMO 2014 merupakan konferensi nasional yang bertujuan untuk meningkatkan tata kelola destinasi pariwisata demi mewujudkan attractiveness, competitiveness dan sustainability dengan melibatkan seluruh stakeholder pariwisata. DMO 2014 dihadiri oleh sejumlah pemerintah daerah, pelaku usaha sektor pariwisata, akademisi wisata, LSM, dan 16 Kelompok Kerja Lokal DMO di Indonesia yang berbagi pengalaman dan pengetahuan untuk mendorong pengembangan DMO di Indonesia.
Dalam pidato pembukanya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) periode sebelumnya, Mari Elka Pangestu, menjelaskan bagaimana pengembangan destinasi pariwisata membutuhkan sinergi antara kementerian atau lembaga terkait dengan para stakeholder lainnya. "Format keterpaduan pembangunan kepariwisataan baik secara lintas sektoral, lintas pelaku maupun lintas wilayah regional yang sinergis dan berkelanjutan dibutuhkan untuk pengembangan strategi kepariwisataan," kata Mari.
DMO sendiri menjadi program yang sudah dimulai sejak tahun 2010-2014 dan dilaksanakan di 16 daerah destinasi pariwisata Indonesia. Kegiatan DMO dilakukan secara bertahap dan sudah mencapai tahap yang keempat. Tahap pertama penguatan gerakan kesadaran kolektif stakeholders, tahapan kedua pengembangan manajemen destinasi, tahapan ketiga pengembangan bisnis, dan tahapan keempat adalah penguatan dan penataan Organisasi Pengelolaan Destinasi. Oleh karena itu, fokus DMO saat ini adalah pada pembentukan forum sebagai sarana kerjasama, komunikasi, koordinasi, sinergi sistem yang dinamis, jejaring dan kepemimpinan dalam pengelolaan destinasi,
Potensi Pariwisata Melalui Kesenian Bonsai
Kebudayaan yang ada di Indonesia tidak hanya kebudayaan asal Indonesia saja, namun ada pula kebudayaan negara lain yang masuk dan dikagumi oleh masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah seni Bonsai dari Jepang yang merupakan seni merawat dan membentuk tanaman bonsai. Pecinta seni Bonsai di Indonesia tergabung dalam Asosiasi Klub Seni Bonsai Indonesia (Aksisain).
Pada tanggal 18-21 Oktober 2014, Aksisain bersama Forum Hobby Indonesia (FHI) menyelenggarakan International Bonsai Art & Culture Biennale (IBACB) 2014, yaitu pameran akbar biennale seni bonsai pertama di Indonesia dengan skala internasional. Pameran tersebut diselenggarakan di Museum Benteng Vredeburg, Yogyakarta.
Dengan mengambil tema "When Art and Culture Meet Through Bonsai", IBACB 2014 tidak hanya menampilkan sisi kesenian saja." Dalam pameran ini, digelar kegiatan yang menggabungkan seni budaya, pariwisata, dan ekonomi kreatif," kata Wisnu J. Saputra selaku Ketua IBACB 2014. Pada tahun ini, IBACB diikuti oleh delegasi dari berbagai macam negara, seperti Indonesia, Jepang, Amerika, Puerto Rico, Itali, Taiwan, Cina,Malaysia, Filipina, dan India,
Sumber : Majalah Travel Signature 2014
Demikianlah Artikel Potensi Pariwisata Melalui Kesenian Bonsai
Sekianlah artikel Potensi Pariwisata Melalui Kesenian Bonsai kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Potensi Pariwisata Melalui Kesenian Bonsai dengan alamat link https://beningindah.blogspot.com/2016/06/potensi-pariwisata-melalui-kesenian.html
0 Response to "Potensi Pariwisata Melalui Kesenian Bonsai"
Posting Komentar