Judul : Mandala Majapahit "Pilihan Akomodasi, hidangan, dan Budaya Mengagungkan Wilwatikta"
link : Mandala Majapahit "Pilihan Akomodasi, hidangan, dan Budaya Mengagungkan Wilwatikta"
Mandala Majapahit "Pilihan Akomodasi, hidangan, dan Budaya Mengagungkan Wilwatikta"
Pilihan Akomodasi, hidangan, dan Budaya Mengagungkan Wilwatikta
DI SUDUT Laboratorium Arkeologi, yang berlantai keramik modern dan berdinding putih bersih, tampak sebuah kamar nan garib. Kamar itu memiliki sebuah gerbang yang memisahkan antara kehidupan kini dan silam. Sepasang daun pintu kayu lawas yang bertaut undakan menjadi penandanya. Undakan, lantai, dan sebagian dinding dalamnya berhias batu bata merah.
Mandala Majapahit, demikian tengara sebuah kamar di Departemen Arkeologi FIB-UGM yang bermakna teladan keharmonisan dalam keberagaman di Majapahit. Kerajaan pada masa klasik Indonesia itu berdiri pada akhir abad ke-13, kemudian menapaki masa keemasan pada akhir abad ke-14. Peninggalannya tak hanya lempir-lempir naskah kuno, tembikar, tetapi juga repihan tata kota metropolitan yang hilang di Trowulan.
Ini merupakan replika Museum. Ada objeknya, ada rekonstruksi, dan perpustakaannya."
Beragam wadah keramik Cina dalam berbagai ukuran, warna, dan corak tertata apik dalam wadah kaca di Mandala Majapahit. Juga, sejumlah figur kepala dan wadah tembikar semasa. Para arkeolog juga menemukan uang logam kepeng dan celengan terakota. Tampaknya, warga Majapahit telah mengakrabi kelindan budaya dengan orang-orang Cina, bahkan mereka sudah mempunyai kebiasaan menabung.
Majapahit, atau dalam kitab Nagarakretagama diungkapkan sebagai Wilwatikta, menjadi sohor karena keinginan Patih Gajah Mada untuk mempersatukan pulau-pulau lain di bawah panji kerajaan itu. Soal apakah sang patih benar-benar telah menyatukan wilayah kerajaan-kerajaan lain yang kini dianggap sebagai wilayah Indonesia, biarlahmenjadi urusan sejarawan. Namun, tampaknya sejarawan sepakat bahwa kerukunan antarumat beragama sungguh harmonis di Majapahit. Mungkin, aspek keharmonisan dalam perbedaan itulah yang menjadi kerinduan kita tentang nasib negeri ini.
Mandala Majapahit di kampus ini menyajikan penggalan permukiman Situs Segaran di Trowulan: gentong dari tembikar yang menyeruak bersama-sama serakan batu bata. Pengunjung bisa berjalan-jalan tepat di atas rekonstruksi situs arkeologi tadi karena semuanya berada di bawah lantai kaca.
“Ini merupakan replika museum,” kata Sektiadi selaku pengajar pada Departemen Arkeologi FIB-UGM yang sekaligus mengelola Mandala Majapahit. “Ada objeknya, ada rekonstruksi, dan ada perpustakaannya. Saya kira museum sangat dekat dengan studi dan ilmu pengetahuan.”
Mandala Majapahit juga menyuguhkan deretan koleksi buku dan hasil penelitian akademik seputar Majapahit. Sektiadi menambahkan, museum kecil ini merupakan wujud kerja sama Yayasan Arsari Djojohadikusumo dan Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada. Tujuannya, sebagai wadah beragam hasil penelitian dan informasi tentang pusaka Kerajaan Majapahit. “Ini menjadi perhatian khusus untuk peradaban Jawa Kuno,” ujar Sektiadi.
Museum, menurutnya, bukan hanya menjaga dan menyimpan objek, tetapi juga menyampaikan kepada publik tentang nilai sejarah atau makna yang terkandung pada objek. “Kita membuat riset. Kita menghasilkan objeknya. Dan, kita letakkan objek tadi di museum untuk bisa dinikmati oleh masyarakat,” ungkapnya. “Itu salah satu tujuan museum.”
Sumber : Majalah Traveler
Mandala Majapahit di kampus ini menyajikan penggalan permukiman Situs Segaran di Trowulan: gentong dari tembikar yang menyeruak bersama-sama serakan batu bata. Pengunjung bisa berjalan-jalan tepat di atas rekonstruksi situs arkeologi tadi karena semuanya berada di bawah lantai kaca.
“Ini merupakan replika museum,” kata Sektiadi selaku pengajar pada Departemen Arkeologi FIB-UGM yang sekaligus mengelola Mandala Majapahit. “Ada objeknya, ada rekonstruksi, dan ada perpustakaannya. Saya kira museum sangat dekat dengan studi dan ilmu pengetahuan.”
Mandala Majapahit juga menyuguhkan deretan koleksi buku dan hasil penelitian akademik seputar Majapahit. Sektiadi menambahkan, museum kecil ini merupakan wujud kerja sama Yayasan Arsari Djojohadikusumo dan Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada. Tujuannya, sebagai wadah beragam hasil penelitian dan informasi tentang pusaka Kerajaan Majapahit. “Ini menjadi perhatian khusus untuk peradaban Jawa Kuno,” ujar Sektiadi.
Museum, menurutnya, bukan hanya menjaga dan menyimpan objek, tetapi juga menyampaikan kepada publik tentang nilai sejarah atau makna yang terkandung pada objek. “Kita membuat riset. Kita menghasilkan objeknya. Dan, kita letakkan objek tadi di museum untuk bisa dinikmati oleh masyarakat,” ungkapnya. “Itu salah satu tujuan museum.”
Sumber : Majalah Traveler
Dunia Rekreasi |
Demikianlah Artikel Mandala Majapahit "Pilihan Akomodasi, hidangan, dan Budaya Mengagungkan Wilwatikta"
Sekianlah artikel Mandala Majapahit "Pilihan Akomodasi, hidangan, dan Budaya Mengagungkan Wilwatikta" kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Mandala Majapahit "Pilihan Akomodasi, hidangan, dan Budaya Mengagungkan Wilwatikta" dengan alamat link https://beningindah.blogspot.com/2016/06/mandala-majapahit-akomodasi-hidangan.html
0 Response to "Mandala Majapahit "Pilihan Akomodasi, hidangan, dan Budaya Mengagungkan Wilwatikta""
Posting Komentar