Pesona, Wisata Karya, wisata, kuliner, Labirin, Kampung Kreatif, di Bandung

Pesona, Wisata Karya, wisata, kuliner, Labirin, Kampung Kreatif, di Bandung - Hallo sahabat PEMANDANGAN, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Pesona, Wisata Karya, wisata, kuliner, Labirin, Kampung Kreatif, di Bandung, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Rekreasi, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Pesona, Wisata Karya, wisata, kuliner, Labirin, Kampung Kreatif, di Bandung
link : Pesona, Wisata Karya, wisata, kuliner, Labirin, Kampung Kreatif, di Bandung

Baca juga


Pesona, Wisata Karya, wisata, kuliner, Labirin, Kampung Kreatif, di Bandung

Menyapa Karya nan Setia dari Labirin Kota

Kota Bandung, Jawa Barat, lebih dari sekadar sajian kuliner atau pusat mode di kawasan niaga ternama. Karya kreativitas tak melulu ditampilkan di tempat elite. Justru dari labirin kampung dan gang-gang sempit, sebagian warganya menjaga api kreativitas Kota Bandung tetap menyala.

Pesona Wisata Karya di Bandung

Labirin Gang Muararajeun di Kecamatan Cibeunying Kaler itu lebarnya hanya sekitar 2 meter. Namun, itu bukan kendala bagi Ibrahim Subagio (51), pemilik usaha pembuatan kaos, berkarya di sana selama 25 tahun terakhir. Dalam sebulan, dia membuat 5.000-6.000 kaus. Pasarnya paling tidak 70 distribution outlet (distro) serta toko pakaian di Indonesia hingga Australia dan Timor Leste.

Bram tidak hanya mengedepankan bisnis, dia juga membuka pintu bagi siapa saja untuk belajar. Bersama 30 perajin lain, Bram sepakat menjadikan RW 005 Muararajeun sebagai Kampung Wisata Sablon sejak dua bulan lalu. Siapa saja bisa belajar mencampur warna, menyablon, dan menjahit.

’’Promosi Kampung Wisata Sablon sejak sebulan terakhir membuahkan hasil. Awal September 2016, salah satu SMK di Bandung ingin mengirimkan 80 siswa belajar membuat kaos dan sablon. Bulan September-Oktober 2016 ini kami juga akan kedatangan banyak tamu yang ingin belajar,” tuturnya.

Pesona Wisata Karya di Bandung
Apabila Muararajeun baru mulai menggeliat, gang-gang di Kampung Dago Pojok sudah menarik minat banyak mata. Keinginan warganya masih setia memelihara kreativitas lewat Kampung Kreatif Dago Pojok.

’’Faktor sejarah dan kemauan warga terus belajar membuat kreativitas tidak pernah mati. Kampung ini sudah menjadi bahan studi seniman hingga peneliti dari sejumlah negara, baik Asia maupun Eropa,” kata penggagas Kampung Kreatif Dago Pojok, Rahmat Jabaril (48).

Permukiman warga ini tumbuh sejak tahun 1920-an. Saat itu, warga Dago Pojok dikenal sebagai tukang bangunan yang handal. Pembangkit Listrik Dago, Gedung Sate, aula Institut Teknologi Bandung, diyakini hadir lewat tangan-tangan tukang bangunan Dago Pojok.

Kehadiran Kampung Kreatif Dago Pojok sejak 2002, menurut Jabaril, tetap memberi ruang bagi kreasi warganya. Mulai dari keterampilan melukis hingga mural, membuat wayang golek, menarikan tarian tradisi, hingga menuangkan rumus matematika menjadi motif gambar batik fraktal.

’’Setiap akhir pekan, warga menyediakan pendampingan berkeliling gang-gang di Dago Pojok melihat kreasi itu,” kata Jabaril.

Tidak hanya Dago Pojok yang dikenal warga mancanegara. Penggila layang-layang punya tempat sendiri di Gang Sereh, Kelurahan Cibadak, Kecamatan Astanaanyar. Dari enam ldos penjual layang-layang ada, satu di antaranya milik Lei Fie Kiat alias AMat (61), juara dunia layang-layang tahun 1998 dan 2004 di Perancis.

Legenda

Jago layang-layang mancanegara juga kerap bertandang ke Bandung. Ada yang ingin sekadar belajar teknik bermain atau membuat layang-layang bersama sang juara. Mereka datang dari Brasil, Singapura, Hongkong, dan Perancis.

’’Layang-layang saya sudah dikenal di Perancis karena kerap mengirimkan 2.000 layang-layang ke sana,” kata Akiat, Minggu (21/8), ditemani istrinya, Fanny Wijaya (44).

Namun, keterba-tasan tempat membuat tidak setiap permintaan bisa dipenuhi. Akiat hanya menyediakan layang-layang tanpa warna untuk dibawa pulang dan dihias sendiri oleh konsumen di tempat lain.

’’Kami berencana punya lahan sendiri untuk pembuatan layang-layang bagi anak-anak. Membuat layang-layang jauh lebih mendidik bagi anak-anak ke timbang sibuk dengan perangkat elektronik,” kata Fanny.

Tidak hanya menyebarkan kreativitas, gang-gang di Kota Bandung juga menjadi runiali bagi lailiner legendaris. Silakan datang ke Warung Nasi Bu Eha (83) di jantung Pasar Cihapit, Kecamatan Cihapit. Di antara labirin gang pasar, Bu Eha tetap menjaga usaha yang dijalan-kan sejak 1947 oleh orangtuanya itu untuk tetap memanjakan lidah pelanggan.

Sambal dadak adalah andalan utamanya. Bersama lauk gepuk, aneka pepes khas Sunda, dan sayuran masakan rumah yang langsung dimasak, warung Bu Eha tak pernah kehilangan pelanggan sejak pagi hingga sore hari.
Bu Eha juga punya konsumen dari luar negeri. Kebanyakan adalah keturunan orang-orang Belanda yang tinggal di Bandung tempo dulu. Meski menu ala Eropa, seperti kentang rebus atau kacang merah, sudah tidak ada, mereka masih datang bernostal-gia.

Atau, rasakan nostalgia di an-tara ornamen kota tua Bandung lewat Nasi Goreng Braga. Letak-nya di mulut Gang Afandi yang menghadap ke Jalan Braga yang legendaris itu. Beragam yarian, seperti nasi goreng sayur, kepi-ting, dan spesial udang, disajikan di sana

A’i Momo (50), pemiliknya, mengatakan, usaha nasi goreng-nya adalah warisan suaminya, al-marhum Toha Momo. Mempu-nyai pengalaman selama 35 tahun sebagai koki di Braga Permai, restoran tenar tepat di depan Gang Afandi, Toha membuka usaha sendiri sejak 10 tahun lalu setelah berhenti bekerja di sana.

Racikan bawang bombai, minyak ikan, dan wijen membuat nasi goreng kaki lima itu terasa mewah dengan harga jauli lebih bersahabat. Konsumen pun tak berhenti sejak sore hari hingga menjelang subuh. Tamunya bervairiasi, ada banyak dari luar negeri. Dengan bangga, A’i mengatakan mereka datang dari Bali hingga Malaysia, Belanda, dan Tiongkok.

Berjarak sekitar 1 kilometer dari Braga, di bibir Gang Kote yang berhadapan langsung dej ngan Jalan Jenderal Sudirman, Roti Bakar Gang Kote menawar-kan racikan almarhum H Ali sejak 46 tahun lalu.

Sebagai pencuci mulut, ronde Alkateri di Gang Aljabri boleh jadi pilihan. Letaknya hanya sekitar 100 meter dari Alun-alun Kota Bandung. Pemiliknya yang biasa disapa Taiite Gwat (80) ber-jualan sejak 32 tahun lalu.

Wiili Kota Bandung Ridwari Kamil mengatakan, pengembangan kampung kreatif menjadi salah satu program unggulan wisata Kota Bandung. Keberadaannya memberikan banyak pilihan bagi wisatawan. Selain bisa mengangkat keunggulan karya, promosi kampung wisata bisa ikut meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kreativitas ini bisa menjadi alternatif di tengah sedikitnya wisata alam di Kota Bandung.

Data Dinas Pariwisata Kota Bandung menyebutkan, saat ini ada 14 kampung kreatif di Bandung. ’’Kami menargetkan ada sebanyak 30 kampung kreatif baru pada 2018,” kata Ridwan Kamil. 

Pembangunan Kota Bandung, Wisata Gerai


Wisata belanja dan kuliner merupakan keunggulan utama yang menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk datang ke Kota Bandung. Ini terlihat dari tingginya indeks persepsi masyarakat terhadap dua aktivitas wisata tersebut yang mencapai 3,9.

Dalam Indeks Pariwisata Indonesia oleh Litbang Kompas, persepsi terhadap kedua hal itu memberi kontribusi besar pada indeks keseluruhan dalam me-mandang potensi wisata Kota Bandung yang memiliki skor 3,5. Banyaknya gerai pakaian atau factory outlet dan distribution outlet menjadikan Kota Bandung sebagai surga belanja pakaian, baik bagi wisatawan do-mestik maupun mancanegara.

Kota Mojang Priangan ini juga dipenuhi beragam lailiner, mulai dari makanan daerah, internasional, liingga produk makanan yang' khas. Kota ini juga lekat dengan citra sebagai wisata hiburan dan kebugaran, dengan banyaknya karaoke, tempat hiburan malam, serta spa Kelengkapan infrastruktur pendukung pariwisata membuat daya saing kota ini sangat me-nonjol sehingga indeks daya sa-ingnya mencapai tiga kali ra-ta-rata dari 505 kabupaten/kota yang dihitung. Di sini tersedia 392 hotel dengan total 16.821 kamar dan 733 restoran/rumah makan. Dengan berbagai tawaran ini, tak heran jika Kota Bandung jadi destinasi yang marapu menarik 4.418.781 wisatawan pada 2014. Tiga tahun, terakhir jumlahnya cenderung naik.

Peta Wisata Kota Bandung

Sumber : Berita dari Kompas 29 Agustus 2016 - dapatkan berita menarik lainnya di kompas.
Tempat Wisata Kuliner, Wisata Museum di Bogor
Dunia Rekreasi


Demikianlah Artikel Pesona, Wisata Karya, wisata, kuliner, Labirin, Kampung Kreatif, di Bandung

Sekianlah artikel Pesona, Wisata Karya, wisata, kuliner, Labirin, Kampung Kreatif, di Bandung kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Pesona, Wisata Karya, wisata, kuliner, Labirin, Kampung Kreatif, di Bandung dengan alamat link https://beningindah.blogspot.com/2016/10/pesona-wisata-karya-wisata-kuliner.html

0 Response to "Pesona, Wisata Karya, wisata, kuliner, Labirin, Kampung Kreatif, di Bandung"

Posting Komentar